Senin, 03 Maret 2025

Merajut Kisah dari Tepian: Kiprah Dua Srikandi dalam Kreasi Mode Berkelanjutan

Tak banyak yang tahu bahwa di Dusun Sadap, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat terdapat wastra tradisi yang eksistensinya nyaris di ambang kepunahan jika tidak dikenalkan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Wastra tradisi tersebut berupa tenun khas Dayak Iban.

Hal inilah yang membuat perempuan Dayak Iban, Magareta Mala mengupayakan pelestarian wastra tradisi dan membentuk Komunitas Tenun Endo Segadok.

Dalam webinar yang diselenggarakan #EcoBloggerSquad akhir Februari lalu bertajuk "Fashion Reimagined: Upcycling Art Into Wearable Art" perempuan enerjik ini menguraikan kisahnya. Apa yang menarik dari Tenun Endo Segadok? Justru hal itu juga yang membuat saya penasaran. Jangan skip baca, pantengin terus sampai akhir hihi.

Tak hanya wastra tradisi Berupa Tenun Endo Segadok, dalam webinar tersebut juga menghadirkan srikandi lainnya yang mengkreasikan ecoprint dari bahan ramah lingkungan. Perempuan kedua yang menjadi narasumber tersebut bernama Novieta Tourisia, pendiri Cinta Bumi Artisan. Jika Tenun endo Segadok diuntai di tepian Dusun Sadap, Cinta Bumi Artisan merajut proses kreatifnya di tepian Ubud.

Apa persamaan dari kedua perempuan tersebut. Keduanya sangat inspiratif dan kreatif dalam menciptakan fesyen atau mode berkelanjutan dengan bahan yang pastinya ramah lingkungan.

Margarita bertutur bahwasanya tenun sudah ada sebagai seni tradisi warisan leluhur. Kain tersebut berasal dari benang-benang yang warnanya diambil lamgsung dari alam misal dari bunga-bunga, daun-daun, atau akar-akaran yang ada di sekitar kebun dan juga hutan.

Dengan menenun berarti Margarita turut berkontribusi besar terhadap pelestarian wastra tradisi dan juga konservasi pewarna alam, bukan pewarna yang berasal dari bahan kimia sintetik. 

Proses menenun sendiri pertama-tama kudu memilih warna apa yang akan dilekatkan ke benang. Untuk warna-warna alam Margarita mengambil atau memanen dari tanaman rengat padi, mengkudu akar, engkerebai, dan masih banyak lagi. 

Misal, untuk menciptakan warna biru digunakan tanaman rengat padi. Pertama-tama rengat padi direndam 24 jam ke dalam air. Setelah warnanya mencuat jangan lupa ditambah kapur sirih supaya warna biru yang keluar makin pekat. Produk akhir berupa pasta jeli berwarna biru. Untuk benang yang berwarna biru tidak perlu lagi proses nakar atau perminyakan. Gulungan benang yang sudah berwarna biru lantas dijemur atau diangin-anginkan supaya cepat kering.

Komunitas Endo Segadok memiliki kebun etnobotani yang berisi sekitar 160 jenis tanaman. Selain tanaman yang digunakan untuk pewarnaan, terdapat tanaman buat obat, memasak, dibikin kerajinan, dan masih banyak lagi.

Berkat ketekunannya, Margarita sudah banyak anak muda usia sekolah hingga kuliah yang tertarik belajar dalam membuat tenun Endo Segadok. 

Masih sama-sama bergelut di bidang fesyen atau mode berkelanjutan. Novieta Tourisia yang memiliki studio di Ubud, Bali menceritakan awal mula mendirikan  Cinta Bumi Artisan. 

Cinta Bumi Artisans lahir dengan semangat dan tujuan yang besar: untuk melestarikan budaya dan seni yang mengakar dengan berkolaborasi dengan komunitas lokal, mendorong kesadaran ekologis dan berbagi kecintaan kami terhadap seni kepada orang lain melalui keahlian dan inovasi dalam produk kerajinan tangan yang fungsional dan artistik. 

Kisah itu bermula dari pendakian di sekitar situs megalitik Lembah Bada pada tahun 2013. Di tahun tersebut Novieta sedang melakukan riset tentang ekowisata dan tertarik dengan proses pewarnaan ranta (kain kulit kayu). 
Meski masih skala kecil, produk Cinta Bumi Artisan mengkreasikan kriya dalam lembaran kain yang diolah secara etis lagi berkelanjutan. Sustainability tercapai jika terdapat upaya individu yang berdampak positif bagi lingkungan dan dikerjakam secara kolektif.

Ada unsur tradisional dan sentuhan kontemporer pada seni yang diciptakan Cinta Bumi Artisan. Termasuk pula bagaimana edukasi dan pengembangan komunitas.

Ada beragam cara mendukung pada tataran sustainable fashion di antaranya recyling, upcyling, slow fashion, thrifting, dan sebagainya.