Orang Muda Menjaga Bumi |
Saya salut sama social & environment movement yang digawangi oleh 5 anak muda dari Bandung bernama Pandawara Group. Pandawara Group kerapkali menjadi perbincangan netizen di beberapa platform media sosial seperti Facebook, Tiktok, Twitter/X, dan Instagram. Yups aksi heroiknya dalam membersihkan sampah banyak menuai pujian dari masyarakat. Gaung pun bergema, bahkan berkat aksi nyata tersebut, tak sedikit masyarakat yang akhirnya terketuk hatinya untuk bersama-masa membersihkan sampah di area yang cukup luas seperti pantai, bantaran sungai, dan sebagainya.
Pandawara Group. Sumber: instagram Pandawara Group |
Pandawara Group berisikan 5 anak muda, mereka adalah Ikhsan, Rifqi, Pasya, Agung, dan Gilang. Kata Pandawara berasal dari Pandawa dan Wara. Pandawa sendiri merupakan sebutan untuk 5 bersaudara pada tokoh pewayangan dalam kisah Mahabarata. Adapun Wara dalam bahasa Sunda artinya kabar baik.
Contoh aksi heroik yang dilakukan Pandawara baru-baru ini dan sempat viral di Tiktok adalah saat membersihkan Pantai Loji yang terletak di Kabupaten Sukabumi. Dikabarkan aksi tersebut mendapat penolakan dari pemerintah setempat, eh ternyata setelah dikonfirmasi ke perangkat desa ternyata itu adalah miskomunikasi. Pada akhirnya tak hanya masyarakat saja yang dilibatkan dalam kegiatan yang berlangsung dari tanggal 4 hingga 6 Oktober 2023, tetapi juga aparat militer seperti TNI & Polri, LSM, pemda setempat, dan lain-lain.
Pandawara Group merupakan satu dari sekian gerakan yang diinisiasi oleh anak muda terkait isu lingkungan dan sosial. Jika ditelisik lebih jauh ada banyak gerakan di bidang lingkungan yang digawangi oleh anak muda tetapi memiliki fokus pada isu yang berbeda. Misal yang yang memfokuskan diri pada isu energi terbarukan, sustainable food, inovasi produk & UMKM yang ramah lingkungan, dan masih banyak lagi.
Baru-baru ini saya Menghadiri online gathering @ecobloggersquad bertajuk "Semangat Orang Muda Menjaga Indonesia" dengan mengundang 3 narasumber keren yang concern terhadap isu lingkungan dan mitigasi perubahan iklim. Mereka bertiga merupakan orang muda dari organisasi/komunitas yang berbeda. Menarik bukan?
1. Cherli Febri Ramadhani dari Sentra Kreatif Lestari Siak (Skelas)
2. Jaqualine Wijaya dari Eathink
3. Amalya Reza dari Trend Asia
Baiklah saya akan kulik beberapa insight dari ketiga narasumber tersebut. Cherli Febri Ramadhani merupakan aktivis dari Komunitas Kreatif Lestari Siak atau yang biasa disingkat Skelas. Berdasarkan website Skelas dot org, SKELAS merupakan pusat inovasi yang diinisiasi kaum muda Kabupaten Siak untuk meningkatkan ekonomi masyarakat lewat solusi kreatif berbasis ekonomi lestari dan pelestarian budaya lokal.
Pengurus Komunitas Skelas |
Produk berikut merupakan inovasi UMKM yang dikembangkan bersama Skelas. Ada minuman nanas Puan Pina yang sekarang memiliki packaging yang lebih cantullls alias cantik betullls. Menariknya produksi minuman ini melibatkan kelompok wanita tani yang ada di kawasan lahan gambut.
Minuman lokal Puan Pina |
Sekilas tentang Skelas |
Skelas memiliki program inkubasi bernama KUBISA |
Skelas juga memiliki program inkubasi bisnis bernama Kubisa. Inkubasi ini dijadikan sebagai wadah akselarator dan agregator untuk UMKM lokal. Selain itu Skelas juga memiliki data dalam melakukan riset pasar, wadah berdiskusi melalui seminar dan lokakarya, katalog produk, dan sejumlah aktivitas yang mendukung UMKM Siak agar terus berkembang.
Nah, narasumber berikutnya, Jaqualine Wijaya (CEO & co-founder Eathink Movement) yang berfokus pada food, lifestyle, & sustainable living. Nah, Eathink Movement membantu para urban milenial untuk menjadi konsumen cerdas dan kritis dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi. Dari instagramnya @eathink.movement kita bisa tahu bahwa gerakan ini mengedukasi gaya hidup sehat secara digital melalui platform media sosialnya. Jika kamu tertarik pada topik diet plant based, mindfull eating, sustainable habits, supaya makanan tidak menjadi food waste/loss, kamu bisa kepoin akun instagramnya!
Konten-konten dari Eathink Movement |
Edukasi hidup sehat lagi eco-friendly |
Narasumber terakhir Amalya Reza dari Trend Asia. Trend Asia didirikan tahun 2018. Salah satu capaian Trend Asia yakni menjalankan advokasi dan kampanye terkait transformasi energi. Kita tahu bahwasanya sumber energi tak terbarukan seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara berasal dari fosil yang lambat laun karena konsumsi akan habis juga. Inilah mengapa kampanye terkait transformasi energi lebih digencarkan. Agar kita bisa menemukan sumber-sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Sekilas tentang Trend Asia |
Bisa dikatakan Trend Asia merupakan organisasi independen yang bergerak sebagai akselarator energi dan pembangunan berkelanjutan di Asia. Melalui media sosial Instagram @trend_asia, Trend Asia melakukan edukasi, kampanye, serta diskusi terbuka terkait isu-isu yang relevan. #ecobloggersquad