Mungkin beberapa dari kalian masih kurang familiar dengan istilah ecoprint. Sama, saya juga kok. Pertama kali dengar istilah ecoprint saat duduk di bangku kuliah beberapa tahun silam. Itupun saya hanya mendengar dari seorang kawan yang mengambil studi pendidikan tata busana. Saya belum pernah menyaksikan dan mempraktikkan langsung teknik ecoprint.
Apa itu ecoprint? Ecoprint dapat dikatakan sebagai teknik mencetak pada kain dengan menggunakan pewarna alami, motif yang muncul didapat dari dedaunan, bebungaan, ranting, dan akar yang ditempel pada kain sehingga menghasilkan corak warna. Mengapa ecoprint? Ecoprint dinilai aman karena menggunakan bahan-bahan alami tanpa memberikan efek negatif pada lingkungan.
Nah, di Jawa Barat, tepatnya di Kampung Citalahab Central terdapat kelompok perempuan yang bersama bergerak berdaya mendirikan Ecoprint Ambu Halimun. Ini bukan tanpa alasan, sebab sebagai kawasan destinasi wisata, Kampung Citalahab menghasilkan produk atau kriya yang memiliki nilai komersial. Sayang kan jika tidak dikembangkan.
Ambu sendiri dalam bahasa Sunda artinya ibu. Halimun merupakan nama kelompok perempuan yang bersama menngembangkan teknik ecoprint di Kampung Citalahab. Kamu bisa tengok di akun instagram @ambuhalimun jika tertarik dan ingin mengulik lebih dalam mengenai kreasi ecoprint Ambu Halimun. Tertulis di bio akun instagram @ambuhalimun "Perempuan Berdaya. Keluarga Sejahtera, Alam Terjaga, aselik keren dan positive vibe banget!
Adanya Ambu Halimun tak lepas dari dukungan dan pendampingan dari Yayasan Konservasi Ekosistem Alam Nusantara (KIARA). Yayasan ini juga memberikan sejumlah pelatihan kepada perempuan Ambu Halimun seperti misalnya literasi keuangan.
Hasil kriya Ecoprint Ambu Halimun ini berupa sarung bantal, scarf, baju, taplak meja, pashmina, dan masih banyak lagi. Motif yang timbul sangat cantik, unik, dan otentik. Satu kain dengan kain lainnya bakalan menghasilkan motif yang tidak sama karena ukuran lebar jenis daun/bunga yang digunakan juga berbeda.
Para ambu tentunya sangat terbuka dan bersuka cita jika ada yang ingin belajar mengenai ecoprint di workshopnya. Bahkan ada visitor dari San Diego State University yang penasaran dan mempraktikan langsung teknik ecoprint ini.
Menarik bukan kisah para perempuan Ambu Halimun? Memanfaatkan potensi alam yang ada, para ambu senantiasa memperhatikan aspek lingkungan agar senantiasa terjaga dan lestari.
Eh tapi kita bisa juga lho berkontribusi menjaga bumi dan alam seperti yang dilakukan para perempuan Ambu Halimun. Melalui langkah-langkah sederhana yang tentunya mudah kita lakukan!
Kalau saya biar lebih mudah mencatat aksi kecil apa yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan dan menjaga lingkungan, saya ikut panduan dan menyelesaikan misi yang ada di teamupforimpact.org. Tantangan yang ada banyak banget, mudah dilakukan, gak ribet pokoknya. Misalnya kita bisa belajar bisnis dan investasi hijau serta follow UMKM yang peduli lingkungan. Mission accomplished karena saya sudah follow @ambuhalimun hehe.
Terima kasih sudah mampir di artikel blog ini sampai akhir. Sebagai pungkasan saya mau nginfoin giveaway dengan total hadiah sebesar 4 juta rupiah buat kamu yang suka bikin konten (reels) bertema lingkungan. Wah, siapa nih yang mau ikutan hihi.
Caranya gampang banget! Cukup posting 1 x Instagram Reels video aksi kecil #BersamaBergerakBerdaya demi mencegah perubahan iklim yang semakin buruk. Videonya bebas kok sekreatif kamu, misal nih video bersepeda atau menggunakan kendaraan umum alih-alih menggunakan kendaraan pribadi atau video bawa bekal sendiri supaya meminimalisasi penggunaan sampah plastik kemasan.
Nah, setelah diposting kamu wajib tag instagram @teamupforimpact as collaborator dan tambahkan tagar #UntukmuBumiku #TeamUpForImpact #Tantangan EBS. Ditunggu sampai tanggal 15 Juni ya. See ya!
Wah keren banget deh para wanita berdaya ini, mereka bisa menghasilkan sesuatu yg menambah cuan dan mengupgrade skillnya. Semoga makin lancar kedepannya
BalasHapusKeren banget karya-karya dari perempuan Halimun. Eco batik memang menarik banget sih kak untuk dikulik. Apalagi itu juga memanfatkan alam sebagai bagian dari karya. Amazing sih kalau aku kata :)
BalasHapusPernah liat dan nyobain. Ada satu komunitas yg mirip di Jogja. Mereka pernah kampanye di Malioboro. Idenya kreatif banget
BalasHapusWiiihh cakep2 batik ecoprint-nya nih aku pengen deh bisa bebikinan juga kyk gtu. Tapi beluim ada yang ngajarin haha. Kalau ada pelatihannya di Jakarta atau Bogor mau deh :D
BalasHapusYa Allah kreatif banget.. Bikin batik dari dedaunan.. Jadinya uniq yaa dan asli bangus loh itu, Ambu
BalasHapusAku beberapa kali pernah liat kreativitas seperti ambuhalimun. Memberdayakan unsur alam sekitar tanpa merusak yg justru jd karya indah. Menarik yg klo diadakan workshop ecoprint seperti ini
BalasHapusLihat hasil karya ecoprint tersebut jadi membuat para perempuan setempat makin semangat berdaya ya.
BalasHapusKeren banget untuk motif ecoprint-nya.
BalasHapusDan semoga semakin mendunia dengan banyaknya yang tertarik berlajar teknik ecoprint. Motifnya alami dan dibuat dengan cara tradisional pula.
Ga nyangka hasilnya bagus banget, ya. Banyak bunga dan daun yang disusun tapi tetap rapi hasilnya. Beneran para expert. Karena saya masih belum rapi bikinnya, padahal hanya sedikit daun saja yang dipakai.
BalasHapusSetelah kemarin saya dengar e-waste sekarang ada ecoprint. Hemm menarik sekali ini,
BalasHapus