Halaman

Jumat, 15 April 2022

Punya Masalah Bau Badan dan Tak Cocok Pakai Deodorant? Cobain Yuk Body Odorizer Spray dari Deorex!

Dulu semasa mengerjakan skripsi, aku bekerja part-time di sebuah rumah makan yang letaknya tak jauh dari kampus. Yah, itung-itung melatih kemandirian dan cari tambahan uang buat ngeprint dan jajan. Aku bekerja tak sendiri, ada rekanku yang juga masih mahasiswa. Kadang aku dan temanku ini, sebut saja Murni, bertukar shift di siang atau malam hari.

Banyak suka dukanya bekerja sebagai pramusaji di rumah makan. Anyway, ternyata banyak juga mahasiswa di Jogja yang kuliah sambil bekerja buat mencukupi kebutuhan hidup. Kebanyakan dari mereka sih anak perantauan atau tak tinggal serumah dengan orang tua. Bahkan bisa dikatakan hampir sebagian besar teman kosku kuliah sambil bekerja menjelang masa akhir studi.

Sekarang aku akan menceritakan sisi positifnya bekerja di rumah makan. Aku gak perlu beli makanan di luar sebab makan sudah ditanggung. Udah gitu kalau pulang kerja dibawain makanan/jajan buat dimakan di kos. Otomatis ini akan menghemat pengeluaran aku untuk jatah makan. Berikutnya, aku belajar sisi entrerenurship dari mengelola usaha rumah makan yang tergolong sederhana. Aku praktik langsung dan tau pengeluaran/pemasukan harian usaha rumah makan, serta kebutuhannya apa saja (misal list belanja harian), aku pun bisa belajar masak dari sini. Satu lagi, dari bekerja di rumah makan, aku tak mau menjadi orang yang menyisakan makanan. Aku juga menjadi pribadi yang sangat menghargai mereka yang berprofesi sebagai pramusaji di restoran, hotel, warung atau apapun.

Dukanya bekerja sebagai pramusaji. Sangat melelahkan pemirsah. Apalagi pas lagi ramai-ramainya pengunjung. Kaki bisa tremor karena bolak-balik melayani pelanggan. Jam-jam ramai itu biasanya menjelang waktu makan siang. Selain itu, pas ada event kampus atau penerimaan mahasiswa baru, ramainya luar bisa. Jujur hayati kewalahan kadang. 

Saking padatnya pengunjung dan harus bekerja cepat. Aku jadi gampang banget berkeringat. Efeknya adalah bau badanku juga tak enak. Huhuhu pengen nangis. Aku mencoba deodorant roll on, tapi malah ketiku jadi lengket dan gerah. Maksud hati ingin mengatasi bau badan menyengat akibat keringat berlebih, lengan baju malah sering basah. Ujung-ujungnya keringatku baunya semakin menjadi-jadi. Malah tak karuan. Bikin burket pula. Nangis kuadrat ini mah.

Semenjak itu aku tak pakai deodorant roll-on lagi. Aku sudah coba dari 2 merek yang berbeda dan keduanya tak cocok di aku. Sepertinya aku tim yang tak cocok pakai deodorant pemirsah. Kamu punya pengalaman serupa gak sih kayak aku. Kepo deh aku tuh. Coba cerita di kolom komentar.

Itu dulu. Dulu banget ketika aku belum mengenal dan mencoba body odorizer spray. Wah apaan tuh, Arinta? Body odorizer spray merupakan solusi terbaik pengganti deodorant yang memiliki fungsi menghilangkan bau badan akibat keringat berlebih dengan cara disemprot (spray) di tubuh. Nah, body odorizer spray yang pertama kali dan saat ini sudah aku coba adalah DEOREX. 

Jelang akhir tahun lalu aku benar-benar keracunan mutual twitter karena DEOREX bolak-balik muncul di timeline. Deorex lagi. Deorex lagi. Deorex juga sering dibicarain di base beauty yang ada di twitter. Banyak yang sudah mencoba lalu merekomendasikannya. 

Aku jadi kepo kan? Emang beneran sebagus dan seampuh itu buat mengatasi bau badan akibat keringat berlebih? 

Berbeda dengan deodorant, Deorex selain membantu mengatasi permasalahan bau badan, dia juga dirancang untuk membunuh bakteri, kuman, dan jamur penyebab bau badan. Deorex juga memiliki kemampuan memberikan proteksi tubuh terhadap bau hingga 72 jam alias 3 hari. Mantulita gak tuh? Jadi sekarang kamu udah tau kan bedanya deodorant dan body odorizer spray Deorex?

Kelebihan Deorex,

1. Deorex  mampu Membunuh mikroba (bakteri, kuman, dan jamur) penyebab bau badan.

2.  Deorex memberikan Perlindungan/proteksi hingga 72 jam.

3. Deorex tidak menyumbat pori-pori sehingga kulit bisa bernafas

4. Dapat digunakan di berbagai area sekiranya bau dan butuh proteksi seperti leher, kaki, punggung. Tidak hanya ketiak saja. 

5. Deorex tidak meninggalkan noda pada baju yang kita kenakan.

6. Deorex tidak mengandung bubuk/bedak yang menyebabkan burket.

7. Dorex tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

8. Deorex tidak menyebabkan iritasi.

9. Deorex lebih ekonomis karena seminggu cukup diaplikasikan 2 hingga 3 kali seminggu atau sesuai kebutuhan.

10. Desain kemasan Deorex sangat ergonomis. 

11. Menurut aku dia sangat travel friendly dan mudah dimasukkan ke dalam pouch atau tas kecil.

Apakah Deorex sudah memiliki izin BPOM? Tentu saja sudah! Deorex juga sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI lho. Deorex juga menjadi Official Body Care partner dari Indonesian Basketball Leage (IBL).

Deorex saat memiliki 2 varian. Pertama varian Deorex non-fragrance (packaging berwarna biru) dan Deorex Masking Fragrance-Musk (packaging berwarna ungu). 

Sekarang mari kita review, bedah, dan coba si biru dan si ungu Deorex ini.

Packaging

Sudah aku jelaskan sebelumnya bahwasanya kemasan Deorex sangatlah ergonomis. Dia nyaman banget digenggam dan travel friendly. Cantik dan elegan pokoknyalah. Oh iya aku suka desain kemasan Deorex yang baru ini, baik box maupun botolnya lebih eye-catching! Semua orang pasti sependapat sama aku. Informasinya juga tertera jelas di situ. Dikatakan ergonomis karena kemasannya gampang disimpan, mudah dibawa kemana-mana, serta estetis. Desain kemasan yang baru pokoknya juara deh di aku.

Deorex dikemas dalam botol doff dengan aplikasi berupa sprayer di bagian kepala botol. Kepala botol dilengkapi tutup dengan warna bening/transparan. Satu botol berukuran 60 ml sehingga sangat mudah dijejalkan di dalam pouch, tas mungil, atau saku ransel. 
Ingredients

1. Komposisi kandungan dari Deorex Non-Fragrance

Purified Water, Aluminium Chlorohydrate, Propylen Glycol, PEG-40 Hydrogenated Castor oil, Farnesol, Menthol, Menthyl Lactate, Phenoxyethanol, Methylparaben, Ethylparaben, Propylparaben, Butylparaben.
2. Komposisi kandungan dari Deorex Masking Fragrance – Musk

Purified Water, Aluminium Chlorohydrate, Propylen Glycol, PEG-40 Hydrogenated Castor oil, Farnesol, Menthol, Ethanol, Fragrance, Farnesol, Menthol, Menthyl Lactate, Caprylyl Glycol, Tetrasodium EDTA, Phenoxyethanol. 
Terdapat fragrance, Menthol, Ethanol, Phenoxyethanol, Caprylyl Glycol, Tetrasodium EDTA pada Deorex Fragrance Musk, sedangkan untuk yang Non-Fragrance tidak ada. Tetrasodium EDTA ini memiliki fungsi membuat wangi menjadi tahan lama, menjaga stabilitas produk ketika terpapar udara, serta mencegah mikroba tumbuh dan berkembang. Adapun Caprylyl Glycol berfungsi menjaga kelembaban serta meningkatkan aktivitas antimikroba.

Cara/Petunjuk Penggunaan

Gunakan (semprot) Deorex di bagian tubuh yang bermasalah (misal ketiak, leher, atau telapak kaki) pada malam hari dengan jarak kurang lebih 10 cm. Namun, terlebih dahulu pastikan area tersebut sudah bersih dan kering. Diamkan sejenak hingga cairan dari Deorex mengering. Catatan: jangan semprotkan pada bagian kulit yang terkena luka/iritasi.

Deorex aman digunakan untuk anak-anak mulai usia 7 tahun ke atas. Bisa juga untuk busui, dengan catatan: dibersihkan atau mandi terlebih dahulu sebelum menyusui untuk menghindari larutan terbawa oleh keringat saat menyusui.

Bagi kamu yang masih pemula, kamu wajib gunakan Deorex rutin selama sebulan penuh. Setiap malam menjelang tidur atau di pagi hari sebelum menjalankan aktivitas. Untuk penggunaan selanjutnya, tinggal aplikasikan 2-3 kali saja dalam seminggu. Per hari, kalau aku cukup 2 hingga 3 kali spray. 

Tekstur

Deorex memiliki tekstur watery dan bening kayak air mineral. Meskipun teksturnya cair, dia gak bikin baju terkesan basah setelah diaplikasikan. Deorex mudah meresap ke tubuh atau pakaian yang kita kenakan.

Scent

Sudah jelas perbedaannya, Deorex Non-Fragrance tidak memiliki wangi khusus. Sebenarnya ada aromanya yang sekilas tercium dan itu berasal komposisi ingredient di dalamnnya. Bukan karena tambahan fragrance. Sedangkan Deorex Masking Fragrance Musk, tercium aroma musky yang soft, bikin nyaman dan rileks, serta terkesan seperti memakai parfum mewah. Aroma musky ini mengingatkanku pada mas-mas KKN yang sampai sekarang aku tidak tahu namanya. Tapi baunya melekat dan memorable di otak hingga detik ini. 

Review atau experience dari aku

Aku sudah menggunakan Deorex lebih dari 2 minggu. Aku suka keduanya, baik Deorex Non-Fragrance dan Deorex Fragrance Musk. Favorit aku Deorex Fragrance Musk. Apakah karena mengingatkanku pada mas-mas KKN itu ya hahaha. 
Bagaimana pengaplikasian Deorex Non-Fragrance dan Fragrance Musk? Jadi, bagi kamu yang ingin menggunakan parfum favorit, kamu cukup pakai Deorex Non-Fragrance. Gak bakalan tabrakan karena tidak tercium aroma atau aroma dari Deorex Non-Fragrance ini sifatnya netral. Bau badan dan tubuhmu terkunci sekaligus terproteksi oleh Deorex, sedangkan parfum yang kamu gunakan membuat wangi tubuhmu semakin fresh. Aku gunakan Deorex Non-Fragrance jika ingin pergi ke luar kota atau hangout bareng teman.
Untuk Deorex Fragrance Musk bisa digunakan jika sedang tak ingin mengenakan parfum karena sudah terdapat aroma musky yang terkesan elegan dan mewah. Satsetsatset tinggal semprot, beres kan? Aku kalau lagi mager pakai parfum dan ingin ke Indomaret atau pergi ke mana gitu yang lokasinya gak terlalu jauh dari rumah, cukup pakai si ungu Fragrance Musk ini.

Ternyata bukan hanya aku saja yang memfavoritkan Deorex Fragrance Musk, mutualku banyak juga suka wanginya. Dari segi packaging (seperti yang sudah aku singgung di awal) sudah syanteek dan gak malu-maluin buat di bawa traveling, berolahraga, atau sunmori.

Pernah aku pakai Deorex di hari Sabtu di malam hari. Esok harinya (Minggu), aku mandi agak siangan karena mager dan ingin rebahan sambil nonton film. Eh gak bau acem dong badanku seharian menggabut itu. Sehabis mandi aku aplikasiin Deorex lagi untu proteksi ekstra. Ternyata pas hari senin, tubuhkan masih segar tercium aroma Deorex dong. Emang ada bau badan dikit, tapi tertutup aroma Deorex. Setelah mandi dan menjelang beraktivitas, aku aplikasikan kembali Deorex ke badan.

Berkat Deorex aku gak perlu lagi pakai deodorant roll on yang bikin ketiku basah dan meninggalkan noda di baju. Tidak ada reaksi negatif apapun saat aku menggunakan Deorex.

Aku agak menyesal kenapa gak kenal Deorex dari dulu di saat-saat aku menyelesaikan studi, huh. Tapi setidaknya aku mendapat pencerahan atas masalah hidupku berupa bau badan akibat keringat berlebih. Deorex formulanya sangat keren. Sangat ajaib. Kalau habis bakalan repurchase nih huhuhu. 

Siapa yang perlu menggunakan Deorex? Siapapun kamu yang menjalankan aktivitas harian. Deorex sangat direkomendasikan untuk orang yang bekerja di lapangan, pelajar/mahasiswa, atlet, dan setiap orang yang membutuhkan proteksi lebih terhadap bau badan dan keringat menyengat.

Di mana membeli Deorex, Arinta?

Kamu bisa dapatkan Deorex di Apotik Centuri, Guardian, KKV, Boots, Apotik K24. Juga di marketplace Shopee, Lazada, dan Tokopedia. Selengkapnya cekidot https://linktr.ee/modiva

Di tempatku gak ada Apotik Centuri, KKV, dan Boots. Adanya Guardian dan K24 tapi cukup jauh lokasinya. Berharap Deorex bisa melebarkan sayap hingga bisa mejeng di rak-rak supermarket atau minimarket di pelosok Indonesia. So, ketika aku kehabisan Deorex, bisa cus langsung ke Indomaret gak pake lama. 
Eh, kamu sudah coba Deorex belum?

Eco Blogger Squad: Ngobrolin Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Saat saya masih kecil (SD), saya kerap bermain di area persawahan bersama teman-teman. Di sawah saya saya menemukan belalang sembah, capung, burung emprit, jangkrik, belut, keong sawah, dan masih banyak lagi. Saya bahkan mencatat nama-nama hewan dan tumbuhan yang ada di sekitar persawahan tersebut untuk tugas sekolah saya. Tugas mengenai “KEANEKARAGAMAN HAYATI DI SEKITAR KITA.”

Belasan tahun berlalu, sekarang area sawah yang letaknya tak jauh dari sekolah saya dulu itu sudah berubah menjadi kawasan permukiman penduduk. Tak ada lagi pemandangan hijau sejauh mata memandang. Tak ada lagi anak-anak yang bermain-main di sawah, entah berburu layangan atau mencari belut di gorong-gorong sawah. Kebanyakan anak sekarang lebih sibuk dengan gadgetnya.

Ketika saya mampir di warung yang ada di situ, saya memesan jeruk hangat dan beberapa snack. Saya memperhatikan 3 anak yang sibuk mabar Mobile Legend. Mereka tampak asik dan ceria. Ngobrolin skin, skor, dan hal-hal lain yang saya tidak mengerti. Lantas ketika mereka memesan minuman, saya tanya salah satu anak di situ mengenai sekolah dan tugas-tugasnya, serta kegiatan apa saja sepulang sekolah. Si anak menjawab selama sekolah online, lebih suka main game. Setelah sekolah tatap muka, tetap aja main game. Game sudah menjadi hiburan bagi dia. Saat saya mencoba bertanya apakah mereka tahu perbedaan capung dan belalang sembah, dia bilang dia tidak tahu. Tapi kedua temannya tahu. Dua temannya malah antusias menjawab, meskipun kedua bocil itu sudah jarang menemui belalang dan capung karena kalau mau melihat sawah harus datang ke desa sebelah.

Baru-baru ini saya membaca artikel dari National Geographic Indonesia yang menyatakan bahwa Indonesia menghadapi ancaman kepunahan populasi burung sebesar 12%. Saya kutip dari artikel tersebut, terdapat 177 spesies burung masuk kategori terancam punah, 96 spesies masuk kategori rentan, 51 spesies masuk kategori genting, dan 30 spesies masuk kategori kritis. Beberapa penyebab kepunahan spesies burung tersebut di antara karena alih fungsi lahan/hutan menjadi kawasan industri atau pemukiman penduduk, perusakan habitat, dan perburuan liar.

Sekilas mirip ya dengan kasus lenyapnya biota sawah akibat alih fungsi sawah menjadi permukiman penduduk seperti yang saya sebutkan di atas? Apa kamu punya pengalaman serupa?

Beberapa waktu lalu saya sempat mengikuti Virtual Gathering #EcoBloggerSquad dengan tema “KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA.” Lho kok kebetulan ya?
Narasumber pada virtual gathering tersebut adalah Ibu Rika Anggraini selaku Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan KEHATI. Ibu Rika memaparkan apa yang dimaksud dengan Keanekaragaman hayati atau biodeversitas dan pengaruhnya bagi kehidupan kita.
Keanekaragaman hayati adalah berbagai bentuk kehidupan, di semua tingkat sistem kehidupan biologis, termasuk molekul, organisme, spesies, populasi, dan ekosistem. Indonesia menempati 1,3% wilayah daratan bumi dan memiliki 17% biodiversitas dari seluruh jumlah spesies dunia. Terdapat 2.827 hewan avertebrata, 1.400 spesies ikan air tawar, 1.531 spesies burung, 480 spesies karang, dan masih banyak lagi (sumber: Virtual Gathering Eco Blogger 2022)

Manfaat keanakaragaman hayati di sekitar kita,

Manfaat ekonomi
Sumber pangan, energi terbarukan, sumber bahan farmasi dan obat-obatan, sumber produk-produk hasil pertanian, perkebunan, kelautan dan perikanan yang bisa dipertukarkan secara ekonomi.

Manfaat sosial
Menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat adat, sumber penelitian dan pengembangan iptek, pengembangan nilai budaya dan religi.

Saya ingat banget pas jaman bocil saya sering berburu keong sawah untuk diolah menjadi makanan. Setiap bulan Ramadhan di daerah saya banyak yang menjual keong sawah tadi menjadi makanan yang lezat dengan campuran parutan kelapa. Keong sawah yang sebagian orang menganggapnya hama, bagi kami menjadi menjadi sumber makanan dan sumber ekonomi.

Bahkan dari segi keanekaragaman pangan saja, Indonesia memiliki 77 jenis tanaman pangan sumber karbohidrat, 75 jenis sumber minyak atau lemak, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 110 jenis rempah dan bumbu.

Lihatlah pisang berikut, sangat beraneka ragam bukan? Kita tahunya pisang ya pisang saja, ternyata varietasnya berbeda-beda.
Ibu Rika juga juga menjelaskan ancaman apa saja yang menyebabkan lenyapnya keanekaragaman hayati di Indonesia serta faktor pemicunya.

Penyebab
1. Hilangnya atau berkurangnya habitat
2. Invasi spesies asing. Misal nih ada orang yang melepas ikan predator dari Amazon ke sungai Ciputat. Nah ikan predator ini bisa menjadi spesies invasif yang membahayakan populasi ikan lokal seperti ikan wader, lele, gabus, dan sebagainya.
3. Polusi dan pencemaran lingkungan. Misal, pembuangan limbah industri ke sungai bisa merusak biota sungai tersebut
4. Populasi manusia. Semakin bertambah jumlah manusia, semakin banyak yang dibutuhkan sementara ketersediaan lahan tempat tinggal sangat terbatas, akibatnya hutan dibabat dan diubah menjadi permukiman manusia dan juga kepentingan industri
5. Perdagangan/eksloitasi. Beberapa tahun lalu ditemukan bulu harimau yang dikeringkan dan akan dijualbelikan menjadi suvenir mahal. Miris sekali
6. Perubahan iklim. Cuaca yang tidak menentu. Kadang hujan deras. Kadang kemarau berkepanjangan berdampak buruk terhadap keanekaragaman hayati yang ada. Contoh pada kasus kebakaran hutan karena panas ekstrim di beberapa titik sehingga memicu api bisa menghanguskan spesies hewan dan tumbuhan di daerah yang terkena bencana

Dampak musim kemarau berkepanjangan mengakibatkan gagal panen, hewa-hewan hidup kesulitan mencari air sehingga mendatangi permukiman warga, dan sejumlah masalah lainnya.

Ibu Rika menambahkan Yayasan KEHATI begitu peduli akan isu ini sehingga YAYASAN KEHATI memberdayakan perempuan agar terlibat dalam hal pengelolaan dan pengolahan pangan lokal. Misalnya dengan membudidayakan tanaman sorgum yang tahan kering di Flores.

Apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga kelestarian dan keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia? Kita perlu menekankan dan edukasi pada topik ini semenjak dini. Kita juga perlu mengubah gaya hidup untuk tidak konsumtif. Terakhir menjadi agen perubahan memberikan penyadartahuan kepada masyarakat luas, pungkas Ibu Rika.