Kalau kasusnya udah kayak gitu anak kosan seperti saya bisa apa? Huft, *Menangis di pojokan.* Mungkin bukan hanya anak kosan, tetapi ibu rumah tangga, pekerja kantoran, para perantau dari luar kota juga merasakan hal yang sama. Solusinya cuma satu, nyetok mie instan sebanyak-banyaknya. Ya, tapi, ada tapinya sih. Kebanyakan makan mie instan kan juga gak baik baik buat kesehatan, tul gak?
Sehari makan 3 mie instan dikali 5 hari misalnya. Suwer bosan dan gak enak banget gaes! Pengalaman ini saya rasakan dua kali. Pertama pas abu vulkanik Gunung Kelud menyiram Yogyakarta. Saya benar-benar kesulitan mencari bahan segar (sayur, buah, ikan, daging) serta lauk-pauk yang sudah matang. Bagaimana tidak lha wong pandangan sepanjang mata menatap seperti berkabut. Kabut abu ya dan gak baik buat kesehatan. Semua orang mengenakan masker jika ingin bepergian. Gara-gara abu Kelud ini, 136 penerbangan dari Bandara Adisucipto dibatalkan hingga batas waktu yang telah ditentukan. Sekolah dan kampus juga diliburkan, para pelajar belajar di rumah. Banyak warung makan dan kedai sayur/buah tak jualan. Perantauan kayak saya ini nih yang ketimpa apes. Pengen nyetok sayur dan buah tapi sadar diri gak punya kulkas. Mie instan menjadi solusi alternatif pemadam kelaparan. Hiks.
Kali kedua saya mengalami kesulitan mencari bahan-bahan segar adalah di tahun 2020 kemaren. Bahkan ada beberapa komoditas seperti cabai dan bawang putih yang harganya naik beberapa kali lipat dari harga biasanya. Udah gitu stoknya terbatas pula. Ibu warung dekat kosan tempat saya biasa saya ngutang membeli lauk dan sayur matang juga gak jualan. Kedai sayur yang jaraknya 700 meter dari kosan juga tutup. Kang sayur gak lewat-lewat. Lagi-lagi solusinya ya nyetok mie instan.
Eh, ternyata kesulitan kayak gini gak hanya dialami saya saja lho. Kenalan saya, Sheylla yang bekerja di suatu instansi di Jakarta juga terkena dampaknya. Sheylla seorang pekerja kantoran sekaligus ibu rumah tangga. Selama diterapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan WFH (Work From Home), Sheylla harus memutar otak gimana caranya bisa memasak dan menyediakan bahan-bahan segar buat keluarganya. Sheylla bercerita ke saya kalau dia pernah kehabisan stok bahan makanan segar di supermarket langganan tempat dia belanja. Semua sudah diborong habis orang lain. Ikan, daging, sayur, dan buah ludes. Demikian pula mie instan dan makanan kemasan stoknya semakin menipis. Sheylla akhirnya memutuskan belanja makanan kemasan yang tersisa di supermarket tersebut. Mana antrian di kasir panjang mengular pula.
Adi, teman sekampus saya yang kini bekerja di Semarang juga mengalami nasib yang sama. Semenjak bekerja dari rumah, Adi membiasakan diri untuk beradaptasi dengan segala hal, termasuk dalam aktivitas berbelanja dan memasak. "Demi menghemat pengeluaran, Rin," gitu katanya. Bisanya di kantor Adi tak perlu repot mencari makan, karena menu makanan disediakan oleh katering kantor. Pun jika bosan Adi bisa keluar mencari tempat makan yang lokasinya dekat dengan kantor. Semenjak kantornya membuat kebijakan bekerja dari rumah demi menghindari penularan virus Covid-19, Adi tak lagi mendapat jatah snack dan makan siang dari kantor. Adi menjadi anak kosan lagi, keseharian di depan laptop mulu, keluar kalau sudah lapar. "Tapi Rin, kadang beli makanan susah di masa pandemi kayak gini. Beli ayam geprek, cabe lagi mahal, eh harga ayam gepreknya naik ternyata." Kenang Adi. Inginnya sih nyiapin food preparation for a week gitu biar praktis dan hemat. Sayangnya tempat tinggal Adi gak ada kedai sayur. Setiap weekend Adi meluangkan waktu berbelanja ke pasar atau supermarket buat stok makanan selama seminggu. "Aku kalau makan greprekan terus ya bangkrut, Rin. Kasian juga perutku hahaha."
Saya sendiri? Kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti terkena dampak abu vulkanik Kelud dan awal pandemi Covid-19 sehingga terjadi kelangkaan aneka bahan makanan segar, saya menyetok mie instan dan makanan kemasan lain yang tentunya lebih tahan lama. Nyetok sayur, buah, daging, bumbu-bumbu untuk beberapa hari seperti yang dilakukan Adi dan Sheylla ya jelas gak mungkin. Saya gak punya kulkas. Sayur, buah, daging, dan bumbu-bumbu memiliki jangka waktu hingga kesegarannya kian menyusut. Maka, dari itu untuk menjaga kondisi selalu fresh, dibutuhkan lemari pendingin. Apalagi bahan-bahan tersebut tidak dikonsumsi hari itu juga, kesegarannya jelas kian berkurang.
Semenjak pandemi Covid-19 ide-ide kreatif bermunculan. Petani dan pedagang menjual kebutuhan sayur dan buah segar secara daring ke konsumennya. Jemput bola, gitu istilah mereka. Selain menyediakan bahan segar yang bisa diambil langsung di tempat, petani dan pedagang beralih ke kanal digital.
Adaptasi kebiasaan baru, pandemi covid-19 mengubah banyak aspek kehidupan. Pandemi membuat kita lebih banyak beraktivitas di dalam rumah demi menghindari penularan virus covid-19. Perubahan perilaku ini bisa dilihat dari kebiasaan berbelanja. Transaksi pembelian makanan siap dikonsumi dan aneka bahan segar dilakukan secara digital. Kesehatan menjadi isu utama. Orang-orang menyadari arti pentingnya menjaga kesehatan dan cenderung membeli sayur dan buah yang kaya akan nutrisi supaya daya tahan tubuh tetap terjaga.
Hasil survei sosial demografi dampak covid-19 tahun 2020 yang dirilis oleh Badan Pusat Statitsik (BPS) menunjukkan 9 dari 10 responden memilih berbelanja secara digital daripada ke supermarket atau traditional market. Selain itu, belanja kebutuhan sayur dan buah secara digital mengalami peningkatan sebesar 20% selama pandemi. Nah, dari 10 jenis bahan makanan dalam infografis Lokadata berikut ini, yang mengalami lonjakan adalah sayuran segar, permintaannya meningkat 20 kali lipat dibandingkan masa-masa sebelum pandemi.
Dari 20.000 unit sayuran segar yang terjual di lapak digital sebelum pandemi, meningkat permintaannya menjadi 400.000 unit di saat pandemi berlangsung. Penjualan bahan makanan sehat nan segar seperti sayuran secara daring mengalahkan konsumsi akan camilan instan dan aneka produk bergula seperti biskuit dan kue-kue kering. Data lengkapnya bisa dilihat pada infografis di atas.
Ngomongin soal sayur dan buah segar nih, kita bisa banget lho beli secara daring di SEGARI.ID. Wah apa lagi tuh. Segari.id merupakan platform marketplace yang menjual aneka buah dan sayur yang tentunya dijamin kesegarannya. Bagi kamu yang berdomisili di kawasan Jakarta, Tangerang Selatan dan Tangerang kota, bisa banget belanja kebutuhanmu di segari.id. Kesegaran dijamin 15 jam dari petani hingga ke rumah kamu. Asik gak tuh! Kamu gak perlu keluar rumah, tinggal tap-tap smartphone, beres deh. Hemat waktu dan tenaga gak tuh!
Oh ya, seluruh produk di Segari dijamin kualitas dan kesegarannya baik diambil dari sumbernya langsung (petani) hingga proses pengepakan. Pastinya grade A lho!
Dari petani, proses penyortiran, pengepakan, hingga pengiriman barang dilakukan dengan melaksanakan protokol kesehatan. Segari memastikan para pekerja yang terlibat di dalamnya selalu mengenakan masker, mencuci cuci tangan, dan jaga jarak aman saat bertemu dengan mitra, pelanggan, dan sebagainya. Tempat penyimpanan pun dijaga supaya sirkulasinya bekerja baik.
Dengan belanja di Segari, kita bisa membantu menambah pundi-pundi rejeki untuk para petani dan jasa kurir yang mengantarkan produk sayur dan buah segar hingga sampai ke rumah. Rejeki itu mengalir kepada petani seperti Mang Ade Lukmana misalnya. Bersama Segari, Mang Ade berkomitmen menjaga kesegaran produksi sayurannya hingga tiba di tangan konsumen.
"Hai teman Segar, perkenalkan saya Ade Lukmana. Saya dulu sempat jatuh ke dunia hitam. Saya dulunya pecandu. Alhamdulilah, setelah saya banyak belajar di pusat rehabilitasi narkoba, saya menjadi personal addiction selama 8 tahun. Hingga tahun 2013 saya memutuskan menjadi petani. Akhirnya di tahun 2020, Tuhan memberikan jalan untuk pemasaran kita. Saya dikenalkan sama Segari untuk pemsaran online. Alhamdulilah hasil-hasil pertanian di saya dan mitra-mitra saya terserap dengan harga yang lebih layak." Cerita Mang Ade kepada tim Segari.
Mang Ade lahir dari orangtua yang memang bekerja sebagai petani. Sehari-hari orangtua Mang Ade bekerja di ladang. Memori masa silam ini yang membuat Mang Ade memutuskan bertani. Mang Ade menuturkan bahwa awal-awal menjadi petani kondisinya sangat terpuruk. Saat itu di tahun 2013, Mang Ade menjadi petani baru dan kondisi ini dimanfaatkan oleh tengkulak dan karyawannya sendiri. Hal ini disebabkan karena pengetahuan Mang Ade mengenai bidang pertanian masihlah dangkal. Mang Ade saat itu juga kurang memahami pemasaran. Melalui Segari, besar harapan Mang Ade untuk meluaskan produksi dan pemasaran hasil-hasil pertaniannya agar dikenal dan dikonsumi masyarakat luas.
Segari menjadikan para petani sebagai mitra. Segari memastikan kualitas panen dari petani hingga ke tempat penyimpanan. Segari berkomitmen menjaga kesegaran sayur dan buah dari panen hingga ke rumah.
Jika kamu cek media sosial Segari (Misal instagram @segari.id), kamu bakalan tahu informasi terbaru mengenai apa saja yang ditawarkan marketplace sayur online ini. Termasuk juga promo atau diskon menarik di setiap periodenya.
Apakah yang dijual di Segari cuma sayur dan buah segar, Arinta? Ya enggak dong. Segari menjual aneka kebutuhan makanan gak hanya sayur dan buah, tetapi juga daging, ikan, jamur, tahu, tempe, bumu, rempah, dan masih banyak lagi. Ngomongin soal daging, kok jadi pengen masak daging. Eittttttts tunggu dulu, selama 2 hari hingga tanggal 16 Maret, Segari memberikan diskon 25% untuk Daging shortplate dan daging sukiyaki. Gak hanya daging, diskon 25% tersebut juga termasuk untuk pembelian aneka topokki instan, ramyeon, selada hijau keriting, aneka ubi, dan masih banyak lagi. Para emak senang banget pastinya kalau ngomongin perdiskonan hahaha. Makanya pantengin semua media sosial Segari. Cus mampir ke instagram @segari.id!
Dengan belanja sayur, buah, daging, dan apapun itu di Segari minimal Rp 50.000, saya dapat free ongkir, Buibu. Mayan buat yang belanja harian dalam jumlah banyak, yey siapa tahu kan ngadain acara gitu. Mumpung free ongkir nih, belanja kebutuhan buat seminggu (food preparation for e week) juga pastinya lebih hemat. Kamu yang jualan makanan bisa banget nih beli kebutuhan sayur, daging, dan bumbu di Segari. Memanfaatkan masa free ongkir hehehe.
Pak Ikrom, Kurir Segari.id. Dokumentasi pribadi |
Paketan sayuran saya sudah sampai. Hasek! Dokumentasi pribadi |
Cabai rawit Segari, merah merona nan segar. Dokumentasi pribadi |
Sayur sop, perkedel kentang, dan sambal bikinan saya. Dokumentasi pribadi |