Abad 21 yang ditandai dengan kehadiran teknologi digital, berkembang secara masif dan cepat ke seluruh aspek kehidupan termasuk pendidikan. Hal ini akan membuat siswa memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan era sebelumnya, baik itu karateristik siswa, media, metode maupun evaluasi pembelajaran. Oleh sebab itu, guru sebagai seorang profesioanal harus segera beradaptasi di era digital sehingga proses belajar-mengajar dapat dilaksanakan secara optimal. Karena jika guru tidak taktis dalam beradaptasi terhada perkembangan teknologi terkini, kemungkinan besar guru akan tertinggal dalam akses informasi daripada siswa didiknya. Seerti halnya di masa pandemi yang berlangsung di tahun 2020 ini, ternyata masih banyak guru yang gagap terhadap pemanfaatan media digital dan juga internet. Namun, bagaimapun juga, mau tidak mau, siap atau tidak siap, guru harus belajar berkomunikasi dengan siswa via media digital.
Upaya meningkatkan kompetensi guru dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti melalui seminar, workshop, dan pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga profesi guru, forum guru, konsorsium, perguruan tinggi, swasta maupun pemerintah (dinas pendidikan/kementerian pendidikan). Dulu ada program Indonesia Mengajar yang diiniasi oleh Anies Baswedan, ada juga pengiriman guru-guru muda di daerah terpencil dan terluar.
Sebagai seorang profesional, idealnya guru harus adatif terhadap perkembangan teknologi digital, tetapi peran guru secara utuh sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, "orang tua" di sekolah tidak akan bisa digantikan sepenuhnya dengan kecanggihan teknologi. Karena sentuhan seorang guru kepada para peserta didik memiliki kekhasan yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang ataupun mesin. Pembelajaran jarak jauh dan model belajar mandiri di era pandemi seperti sekarang ini membuat guru harus semakin kreatif, inovatif, dan solutif memberikan yang terbaik dalam pengajaran di kelas daring.
Kemampuan literasi, numerasi, dan sains siswa menjadi hal yang diprioritaskan dalam kurikulum nasional tahun ini. Di tahun 2021, UN ditiadakan dan digantikan dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengacu pada aspek literasi dan numerasi. Ini penting untuk melatih siswa berpikir kritis. Ini titik tolaknya. Selain AKM, terdapat pula penilaian lain berupa Survei Karakter.
Guru berkualitas adalah guru inovatif yang mampu membangkitkan semangat peserta didik untuk menjadi ‘agen perubahan’ dunia di era global dewasa ini. Guru inovatif mampu menggali potensi serta membangkitkan passion dan minat belajar peserta didik. Guru inovatif memiliki gagasan-gagasan baru yang didasari berbagai pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang diaktualisasikan dalam berbagai tugas pembelajaran, seperti inovasi terhadap bahan ajar, metode pembelajaran, sarana/media pembelajaran, evaluasi belajar, serta relasi edukasi guru dan anak didik. Dengan guru inovatif, proses belajar-mengajar menjadi bergairah, menarik, dan dinamis. Dengan demikian, proses pembelajaran akan semakin menyenangkan. Sesungguhkan tidak mudah menjadi guru inovatif. Dalam kegiatan belajar mengajar tak sedikit guru mengajar di kelas dengan model ceramah yang membosankan, membaca text book halaman sekian sampai sekian, mengerjakan LKS, lalu ujian. Siswa menghafal materi pelajaran. Namun tak mendapat esensi dari apa yang sudah dipelajari. Siswa tidak boleh terlalu kritis di kelas. Tak ayal, seusai ujian, siswa lupa apa yang pernah dipelajarinya. Guru inovatif tidaklah demikian. Guru inovatif akan mencoba berbagai cara agar pembelajaran di kelas menjadi sesuatu yang menarik lagi menyenangkan. Belajar menjadi sesuatu seasyik bermain game. Asyik dan bikin hepi.
Sebagai partner guru inovatif, HAFECS- sebuah lembaga di bidang konsultasi pendidikan, menginisiasi hadirnya ruang belajar untuk para guru Indonesia melalui Guruinovatif.id. Selaku lembaga yang fokus di bidang transformasi pendidikan, HAFECS membuat sejumlah inovasi program seperti Dynamic Lesson Plan, Teaching Grading System, dan New Training Approach for Teachers terutama dalam rangka membantu penguasaan Kurikulum-13 dan Anderson Taxonomy.Interactive Training selalu menjadi metod, tidak hanya teori, praktik dengan memberikan pengajaran yang nyata di kelas, peserta diajak aktif untuk mengeksplorasi pengetahuannya dengan berbagai konteks dan analogi yang telah ditentukan oleh trainer yang ada di platform Guruinotif.id.
Beragam layanan dihadirkan pada platform Guruinovatif untuk mendukung kemudahan belajar para guru melalui seminar dan kursus dengan harga terjangkau. Di samping itu, para guru dilatih untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui PCK, HOTS, dan asesmen. Ada sertifikasi dari setiap pelatihan yang diikuti.
Berikut tampilan Guruinovatif.if.
HAFESC sendiri sebagai mitra pendidikan bagi guru dan institusi bidang pendidikan telah menyelenggarakan berbagai kegiatan dan merangkul lebih dari 50.000 guru dan pegiat pendidikan, lebih dari 10.000 sekolah/institusi yang tersebar di lebih dari 300 kota/kabupaten di Indonesia. Melalui platform digital Guruinovatif.Id, HAFESC berharap inovasi anak bangsa ini mampu menjadi yang terdepan dalam hal memajukan pendidikan dan meningkatkan kompetensi guru di abad 21.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar