Halaman

Sabtu, 14 Maret 2020

Famtrip KBA Astra : Cara Asyik Belajar Membatik Di Wisata Kampung Batik Tegalrejo

Jam menunjukkan hampir pukul 7.14 WIB. Saya segera bergegas. Saya bersama teman-teman dari biro travel jogja pada kesempatan ini bersiap mengikuti Famtrip yang diselenggarakan oleh KBA (Kampung Berseri Astra.) Gedangsari. Kami akan belajar membuat batik tulis secara sederhana, semacam short course membatik gitulah. Titik kumpul di Jogja Expo Center (JEC) pada pukul 8.00. Di JEC, saya berkenalan dengan Mas Goris. Mas Goris inilah yang memandu kami, dari keberangkatan hingga pulang dari Gedangsari.

Ada apa di Gedangsari? Di Gedangsari terdapat Kampung Wisata Batik Tegalrejo. Sedikit cerita, dulu, Gedangsari merupakan kecamatan termiskin di Gunungkidul. Gedangsari terletak di perbatasan antara Klaten di Jawa Tengah dan Gunungkidul di DIY. Pada kenyataannya, Gedangsari memiliki sejumlah potensi daerah/lokal yang jika dipoles dan diberdayakan mampu memiliki nilai tambah. Gedang atau pisang jumlahnya cukup melimpah di Gedangsari. Membatik juga menjadi kegiatan yang diwariskan dari generasi ke generasi. 

Melihat potensi tersebut, Astra menggandeng Gedangsari menjadi bagian dari Kampung Berseri Astra (KBA). Melalui KBA Astra, potensi unggul dari suatu daerah dipetakan, ditelisik bagaimana mengembangkan potensi tersebut. Dalam penerapannya, KBA Astra berfokus pada 4 pilar. Empat pilar tersebut meliputi pilar pendidikan, kesehatan, kewirausahaan, dan tentu saja lingkungan.

Tak dipungkiri, Astra turut berkontribusi di bidang pendidikan di antaranya dengan memiliki beberapa sekolah binaan di Gedangsari (9 SD, 1 SMP dan 1 SMK). Saya ambil contoh salah satu sekolah binaan PT Astra Internasional Tbk, SMK 2 Gedangsari. Berkat dukungan Astra, siswa-siswi SMK 2 Gedangsari berani unjuk gigi di event bertajuk Jogja International Batik Biennale pada tahun 2016. Melalui ajang tersebut, pihak sekolah berharap batik kreasi siswa SMK 2 Gedangsari mampu dilirik dunia internasional. Tidak hanya itu, tahun 2018, SMK 2 Gedangsari berkesempatan meluncurkan produk busana Roges Style di Hartono Mall Yogyakarta. Peluncuran ini sekaligus menunjukkan hasil olah karsa siswa binaan dalam melestarikan tradisi dan budaya membatik.
Welcome dance berupa tarian kuda lumping. Dokumentasi pribadi
Sekitar pukul 9.00, rombongan kami sampai di Balai Desa Tegalrejo. Di sana kami disambut dengan tarian lokal, semacam tari kuda lumping. Para penarinya adalah remaja warga desa setempat. Selain tarian, kami disuguhi jajanan tradisional seperti pisang dan kacang rebus. menu ala ndeso ini tentunya menggugah jiwa saya yang sangat kelaparan wkwkwk. Maklum gaes, belum sempat sarapan saya hahaha. 
Mba Suryanti, memperkenalkan potensi Batik Tegalrejo, Gedangsari. Dokumentasi pribadi
"Jadi di Gedangsari kami menggunakan pewarna alami yang ramah lingkungan. Batik Tegalrejo sendiri memiliki beberapa motif yang khas, yang terinspirasi lagi-lagi dari alam. Untuk lebih jelasnya setelah ini kita bisa belajar langsung di workshop." Pungkas Suryanti, pelatih batik yang akan mendampingi kami nanti.
Kreasi Batik Tegalrejo. Dokumentasi pribadi
Kreasi Batik Tegalrejo. Dokumentasi pribadi
Mbak Suryanti bercerita, selepas menyelesaikan studi di ISI Yogyakarta pada tahun 2016, beliau ingin fokus menggeluti kriya batik. Sedari kecil Mbak Suryanti telah akrab dengan dunia membatik. Ketertarikan dan bakat membatik diwariskan dari orangtuanya yang memiliki pekerjaan sebagai perajin batik. Di Tegalrejo inilah, Mbak Suryanti merintis workshop sekaligus galeri batik miliknya.

"Kami memproduksi batik dengan pewarna dari bahan-bahan alami. Pewarna alami yang kami gunakan misal dari tanaman indigofera yang menciptakan warna biru pada kain batik. Motif-motif Batik Tegalrejo juga diambil dari tanaman-tanaman yang banyak tumbuh di Gedangsari seperti Srikaya, bambu dan pisang." Urai Mbak Suryanti di galeri.

Setelah sedikit menjelaskan mengenai Batik Tegalrejo, berikutnya kami beranjak untuk sesi worskhop batik tulis. Kami diberi secarik mori yang bebas kami bikin motif sesuka hati. Setelah motif kreasi kami selesai, selanjutnya kami mengoleskan malam panas di atas motif tersebut. Langkah berikutnya yakni memberi warna pada batik tersebut. Selepas itu dikeringkan sebentar untuk kemudian memasuki tahap nglorod dengan maksud menghilangkan lapisan malam pada kain tersebut dengan cara merendamnya dengan air panas.
Membuat motif atau pola di atas secarik mori. Dokumentasi pribadi
Melapisi motif dengan malam panas. Dokumentasi pribadi
Proses pewarnaan pada kain batik. Dokumentasi pribadi
Proses Nglorod. Dokumentasi pribadi
Mengeringkan/menjemur kain selepas dilorod. Dokumentasi pribadi
Momen ini membuat saya merasa bahagia sekaligus nostalgia. Ya, saya dulu pernah belajar membatik sewaktu duduk di kelas 2 SMP. Mata pelajaran membatik menjadi muatan lokal di sekolah saya dulu. Ketika dewasa saya sudah lupa bagaimana metode/teknik dan proses dalam membatik. Makanya saya berasa nostalgia ketika ikut kelas membatik di Famtrip KBA Astra. Bagi saya inilah cara asyik belajar membatik sekaligus berwisata di kampung Batik Tegalrejo. Semoga di kesempatan berikutnya saya bisa mengunjungi kembali Kampung Batik Tegalrejo. Terima kasih Astra dan KBA Gedangsari telah menciptakan momen istimewa ini.


Rabu, 11 Maret 2020

Jangan Panik, Yuk Kenali Lebih Dekat Coronavirus atau Covid-19

Covid 19 atau Coronavirus menjadi hot issue di awal tahun 2020. Bagaimana tidak? Awalnya yang saya santai-santai saja jika bepergian ke tempat umum, sekarang jadi agak-agak was-was. Apalagi jika berkunjung ke pusat keramaian seperti mall, bisokop, tempat wisata, kampus, dan sebagainya. Awalnya saya juga tidak terlalu menanggapinya serius. Saya pikir Covid 19 seperti flu babi, menular sih tapi tidak ganas-ganas amat. Ternyata dugaan saya salah. Di  China, per tanggal 10 Maret 2020, Covid 19 telah menelan lebih dari 3.000 korban jiwa (meninggal). Di Italia korban yang meninggal sebanyak 1.797 jiwa. Beberapa negara memutuskan untuk mengisolasi negaranya dari dunia luar untuk menekan persebaran Covid 19 agar tidak memakan korban lagi. Saya berharap di Indonesia tidak memakan korban hingga sebanyak itu.... 
Kenali lebih dekat dulu yuk apa itu Coronavirus atau yang kita kenal sebagai Covid 19.

Pada dasarnya virus terbagi-bagi dalam beberapa golongan. Nah, berdasarkan asam nukleat, virus terbagi menjadi 2 jenis, virus ber-RNA dan virus ber-DNA. Itulah yang membedakan virus dengan makhluk hidup lainnya, sebab setiap jenis mahkluk hidup yang ada di bumi memiliki 2 jenis asam nukleat yakni DNA dan RNA. Sedangkan virus, bertipe RNA atau DNA saja. Cobtoh virus dengan DNA yakni herpes simplex yang menginfeksi mulut dan alat kelamin. Adapun virus ber-RNA, contohnya HIV, virus hepatitis A dan C, dan coronavirus. 

Virus DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) materi genetiknya berupa asam nukleat berbentuk rantai ganda berpilin. Virus RNA (Ribonucleic Acid ), materi genetiknya berupa rantai tunggal atau ganda tidak berpilin. Dibandingkan virus DNA, virus RNA memiliki struktur yang tidak stabil sehingga mudah bermutasi. Coronavirus yang asal mulanya dari hewan, setelah menginfeksi manusia bisa bermutasi yang berbeda dari awalnya. 

Diduga awal virus ini berasal dari hewan yang diperjualbelikan di Wuhan Wet Market. Hewan-hewan yang tak umum dikonsumsi manusia dijual di pasar ini, seperti buaya, biawak, kelelawar, dan sebagainya. Apalagi kelelawar dikenal sebagai agen pembawa penyakit dan berbagai patogen. 
Gejala-gejala infeksi Coronavirus dari hari ke hari

1. Hari pertama hingga ketiga, timbul gejala seperti masuk angin, sakit tenggorokan ringan, dan tidak demam, masih bisa melakukan aktivitas normal.

2. Hari keempat, mulai sakit tenggorokan mulai kerasa, suara serak, suhu badan di kisaran 36,5 derajat celsius, mulai sakit kepala ringan, diare ringan, kurang nafsu makan.

3. Hari kelima, suara serak semakin menjadi-jadi, suhu tubuh meningkat, tubuh mulai kelelahan dan nyeri di persendian.

4. Hari keenam, suhu tubuh di kisaran 37 derajat celsius, batuk kering atau batuk berlendir, sakit tenggorokan yang disertai kesulitan berbicara atau menelan, kelelahan, mual, sesekali muntah, kesulitan bernapas, hingga diare.

5. Hari ketujuh, demam tubuh antara 37,4 hingga 37,8 derajat celsius, pusing di kepala dan sesak napas semakin menjadi-jadi, batuk berdahak lebih banyak, diare terus, muntah.

6. Hari kedelapan, demam dengan suhu tubuh di kisaran 38 derajat celsius, batuk terus menerus, nyeri sendi, sakit punggung, nyeri di kepala.

7. Hari kesembilan, gejala-gejala di hari sebelumnya tidak berubah malah semakin parah, kesulitan bernapas (Sumber infografis dompet duafa)

Saya mendapatkan gejala yang hampir sama pada sumber yang lain disertai perawatan hingga sembuh di rumah sakit. Silakan lihat infografis berikut.
Penyebaran Covid 19, jangan panik, tetapi tetap berhati-hati dan Jaga kesehatan

Penyebaran virus Covid 19 tidak melalui udara, tetapi melalui droplet. Apa itu droplet? Droplet merupakan cairan yang keluar dari tubuh kita dalam bentuk bersin. dahak, ingus. Maka penting sekali saat bersih atau batuk kita menutup tangan ke arah mulut dan hidung, jauhi keramaian saat bersin, atau paling ideal ya menggunakan masker. Droplet ini bisa terbang sejauh 1,8 meter lho. Makanya, jaga jarak dengan orang lain agar tidak tertular adalah sikap yang bijak. 

Pada benda mati, virus Covid 19 bisa bertahan dalam kurun waktu dari 5 hingga 9 hari. Setelah menginfeksi makluk hidup, virus ini menyerang sistem imunitas tubuh. Jika sistem imunnya baik, maka tubuh akan berupaya membentuk antibody untuk menyerang si patogen. Makanya tubuh menjadi deman, batuk, nyeri, dan sebagainya. Itu artinya sedang terjadi 'baku hantam" atau peperangan di dalam tubuh antara sistem imun dan patogennya. 

Karena ditularkan melalui droplet, ada baiknya kita wajib mencuci tangan setiap selesai melakukan aktivitas, menggunakan hand sanitizer, dan masker wajah (jika bepergian). Imun tubuh yang baik dibentuk jika raga sehat, makanya mengonsumsi makanan bernutrisi, vitamin, dan melakukan aktivita olahraga sangat dianjurkan. 
Apa yang perlu saya lakukan jika saya memiliki gejala covid 19? Tenang. Jangan panik. Kamu bisa mengkarantina dirimu sendiri dan sebisa mungkin meminimalisir kontak dengan luar. Gunakan masker saat beraktivitas di psuat keramaian, seperti tempat kerja. Kamu perlu ke rumah sakit yang menjadi sumber rujukan yang ada penanganan Covid 19 untuk mengetahui apakah kamu benar-benar terpapar Covid 19 atau hanya terinfeksi flu biasa. 

Di Jogja, rumah sakit yang memiliki fasilitas pemeriksaan terkait Covid 19 bisa melalui RS. Panembahan Senopati di Bantul dan RSUP Sardjito. Untuk rumah sakit lainnya bisa dilihat di link berikut ini : Daftar Rujukan Rumah Sakit Terkait Covid 19. Jika ingin informasi lebih lanjut silakan hubungi hotline virus corona sebagai berikut. Semoga informasi ini bisa memberi manfaat.